A 605 S com - Ingin berkembang usaha sembako anda mungkin ini membantu
6 Cara Mengembangkan Bisnis Toko Kelontong
Apakah Pembeli toko anda selalu orang itu-itu saja?atau
Apakah Omset toko anda tidak mengalami kenaikan?atau
Apakah penghasilan toko yang sudah anda simpan jumlahnya sudah lumayan banyak dan ingin memaksimalkan bisnis anda?
Mungkin anda sudah saatnya untuk mengembangkan bisnis agar mencapai hasil yang lebih maksimal.Setiap pelaku bisnis tentu ingin usaha yang digelutinya semakin berkembang,demikian pula dengan bisnis toko kelontong.Bisa jadi cara yang ditempuh untuk jenis bisnis berbeda-beda.Adapun untuk bisnis toko kelontong ada beberapa cara yang bisa anda tempuh.
Berikut ini adalah 6 cara mengembangkan bisnis toko kelontong:
1.Menambah item/nama barang.Tentunya tidak asal menambah harus ada pemikiran barang apa saja yang kira-kira dibutuhkan orang yang belum ada di toko anda dari makanan,minuman,sandal,keperluan bayi,es krim,obat-obatan,alat-alat kebersihan,alat-alat listrik,pulsa ,air galon,elpiji dan lain-lainnya.Hal ini bisa dilakukan atas dasar inisiatif/feeling anda sendiri atau karena banyaknya orang yang menanyakan suatu barang di toko anda tapi tidak tersedia.Dengan semakin banyak item barang peluang bertambahnya omset juga semakin besar.
2.Menambah segmen pasar.Amati lingkungan disekitar anda segmen pasar mana yang belum anda sentuh,dari Anak-anak,Pedagang,Anak sekolah dan lainnya-lainnya.Segmen anak-anak bisa berupa jajanan,mainan atau minuman.Untuk segmen pedagang berupa bahan keperluan dapur,plastik sedangkan segmen anak sekolah berupa alat-alat tulis.
3.Menambah jasa.Misalnya Laundry,Loket pembayaran PLN atau telkom.
Untuk jasa Laundry anda tidak perlu keluar modal karena banyak pemilik laundry yang menjalin kemitraan dengan sistem prosentase cukup pasang papan nama,lalu anda tinggal menunggu pelanggan.Sedangkan untuk Loket pembayaran PLN atau Telkom anda perlu mengeluarkan modal untuk menyediakan Pirantinya seperti Komputer,Modem,Langganan internet dan Printer serta Deposit yang memadai.
4.Memperbanyak titipan.Biasanya barangnya berupa makanan.Anda tidak perlu mengeluarkan modal serta tidak menanggung resiko apabila tidak laku.Anda hanya perlu menjualnya saja.Walaupun anda tidak mengeluarkan modal tapi keuntungannya lumayan untuk itu makin banyak titipan peluang menambah omset akan semakin besar.
5.Menjadi semi Agen.Bila selama ini anda menjual barang secara eceran coba untuk menjual barang secara partai/grosir atau untuk dijual kembali,sasaran utamanya warung-warung kecil.Usahakan Agar harga jual anda bersaing dengan agen atau kalau beda nggak terlalu besar salah satu caranya adalah dengan belanja barang di agen minimal 1 dus atau partai besar.Anda bisa nego dengan agen langganan.Salah satu cara yang bisa anda tempuh misalnya ABC susu 1 dus anda jual rencengan isi 10 atau anda menjual minuman per dus, memang prosentase keuntungannya sedikit tapi kalau jamlah barangnya banyak keuntungannya lumayan juga.
6.Membuka Cabang.Sebenarnya apabila cara 1 sampai 5 berjalan sukses akan membuat anda semakin sibuk tidak ada waktu luang namun apabila anda tetap menginginkan lebih berkembang lagi cara yang terakhir ini bisa anda tempuh.Dengan membuka cabang tentu saja akan semakin menambah omset dan penghasilan.Anda bisa mencari lokasi lain yang lebih strategis, tentu dengan pengalaman anda selama ini akan lebih mudah dalam menentukan lokasi mana yang lebih menjanjikan.Satu hal lagi yang paling penting adalah mencari tenaga kerja yang akan mengelola toko tersebut. Yang sering saya jumpai adalah bekerja sama dengan orang terdekat misalnya saudara sendiri,sistem yang dipakai adalah bagi hasil.Karena sistim ini mengandalkan kepercayaan tentu saudara sendiri akan lebih safe.Keuntungan yang akan diperoleh apabila anda memiliki cabang antara lain selain omset bertambah perputaran barang juga cepat serta kuantitas barang lakunya semakin banyak sehingga anda bisa belanja barang dalam partai besar yang harganya tentu lebih murah sehingga keuntungan juga semakin bertambah.
Sumber : Bisnis warung
Trik-trik berdagang agar cepat laku
1. tipe barang dagangan
ada beberapa cara memilih barang yang mau diperdagangkan secara efektif, yaitu:
- sesuaikan dengan minat kita
misal, ane sangat tertarik dengan dunia elektronika, utak atik tivi, dvd player, dll, maka barang jenis ini layak untuk diperdagangkan, karena pasti ane akan lebih menikmati proses mencari uang dengan menjual barang2 tsb.
- sesuaikan dengan karakteristik daerah tempat tinggal kita
jika ane tinggal di kampung yang agak pedalaman, maka tidak layak kalau ane buka showroom mobil di sana, atau butik baju2 berkelas, karena pasti peminatnya juga akan sangat sedikit. begitu pula jika ane tinggal di kota besar, gak akan banyak peminat kalau ane jualan gerabah dari tanah liat, atau aneka caping yang biasa dipakai petani.
- sesuaikan dengan modal kita
intinya, modal besar --> carilah barang dagangan yang cepat terjual (fast moving) meskipun margin nya sedikit
modal kecil --> carilah barang dagangan yang margin nya besar sekalipun lama terjual (slow moving)
penjabaran tentang ini akan dibahas lebih detil di bawah
2. membaca kekuatan modal
point kedua ini akan sekaligus menjelaskan tentang "sesuaikan barang dagangan dengan modal kita"
misal ane punya modal 10juta, dan ane dagang barang2 sembako yang keuntungan rata2 per pcs nya 3%.
barang sembako adalah barang yang fast moving, jadi barang-barang ane cepat habis dan cepat masuk stok, lalu habis lagi, dst..
agar lebih mudah, begini ilustrasinya:
10jt -- hari ke-3 barang habis, untung 3%, modal jadi 10,3jt
10,3jt -- hari ke-6 barang habis, untung 3%, modal jadi 10,6jt
10,6jt -- hari ke-9 barang habis, untung 3%, modal jadi 10,9jt
dst..
sampai pada hari ke-30 (1 bulan) barang habis, modal menjadi 13,43jt
sekarang misal ane punya modal 10jt, dan ane dagang baju (eceran pastinya), yang keuntungan mencapai 30% per pcs, tapi slow moving
10jt -- hari ke-7 barang habis, untung 30%, modal jadi 13jt
13jt -- hari ke-14 barang habis, untung 30%, modal jadi 16,9jt
16,9jt -- hari ke-21 barang habis, untung 30%, modal jadi 21,9jt
21,9jt -- hari ke-28 barang (1 bulan) habis, untung 30%, modal jadi 28,5jt
nah berarti bisa disimpulkan, modal kecil harus jualan barang yang margin nya besar, sekalipun barang tsb slow moving.
nah, sekarang, misal ane punya modal 100jt, ane jualan sembako. jika disamakan dengan ilustrasi di atas, maka pada hari ke-30 (1 bulan) barang habis, modal menjadi 130,43jt
sedangkan kalo ane bisnis baju (eceran), gak akan sesuai dengan ilustrasi sebelumnya. mengapa? karena bisnis baju eceran slow moving, dan jika kita stok barang hingga senilai 100juta, bisa dipastikan barang tidak akan cepat habis terjual. jika mau cepat habis terjual, maka harus jual grosir yang margin nya mungkin berkisar 5-10% saja, dan tetap saja tidak berputar secepat jual sembako.
jadi kesimpulannya, modal besar harus jualan barang yang fast moving, sekalipun marginnya kecil
3. jangan terlalu manjakan pelanggan!
pepatah lama bilang, "pelanggan adalah raja"
tapi ane berani bilang, "tidak semua pelanggan adalah raja"
kenapa? karena tidak semua pelanggan loyal terhadap kita!
kita semua adalah pelanggan, pelanggan warung tetangga, pelanggan operator selular, pelanggan tukang sayur, pelanggan angkot, dll
sekarang, misal ada tukang sayur baru yang jual lebih murah dari tukang sayur langganan kita, apakah kita tidak tertarik untuk pindah langganan? belum lagi jika tukang sayur tsb lebih lengkap dagangannya, bisa diutang lagi
begitu pun kita, dalam berdagang, akan banyak kejadian pelanggan yang suka berpindah-pindah. sekalipun kita servis dia dengan nilai plus, berupa diskon, atau layanan yang ramah, bahkan hutang, tapi tidak akan ada pelanggan yang 100% loyal terhadap anda!
misal ane jualan sembako, ane jual minyak goreng murah, tapi di sebelah ane ada warung yang jual terigu murah, maka bisa saja terjadi, pelanggan ane hanya beli minyak goreng ke ane (hutang lagi) tapi diam2 beli terigu ke warung sebelah, sekalipun ane sudah mati2an menjaga dia supaya belanja hanya ke tempat ane (biasanya diikat dengan memberi hutang ke pelanggan tsb). besoknya, ane turunin harga terigu ane, eh pelanggan tsb tetep aja belanja ke sebelah, karena timbangannya lebih "anget" di sana. besoknya lagi timbangan terigu ane "angetin", dia teteppp aja belanja ke sebelah, karena ternyata dia suka sama pedagang nya yang guanteng
Sumber : Bramantyo