Ada Yang Baru - Sekilas tentang triks dan Tips dan menjalani kegiatan dagang atau bisnis berikut uraiannya
Trik Dagang Orang Tionghoa
1. selalu membeli bahan lebih banyak sehingga memperoleh harga lebih murah
2. berhemat bermakna memupuk modal demi membesarkan usaha.
Prinsip bisnis ala Rasulullah Muhammad SAW.
Apakah modal utama memulai usaha? Jika Anda menjawab uang, mungkin benar, tapi tidak dalam bisnis ala Rasulullah SAW. “Yang menjadi number one capital dalam bisnis ala Rasulullah adalah kepercayaan (trust) dan kompetensi,” kata pakar ekonomi syariah, Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec.
Menurut beliau, dalam trust itu ada integritas dan kemampuan melaksanakan usaha. “Rasulullah membangun usaha dari kecil, dari sekadar menjadi pekerja, kemudian dipercaya menjadi supervisor, manager, dan kemudian menjadi investor.
Perjalanan dari kuadran ke kuadran itu, menunjukkan bahwa Rasulullah adalah seorang entrepreneur yang memiliki strategi dalam mengembangkan usahanya dan karakteristik untuk mencapai sukses.
Sebagai pengusaha dan pemimpin, Rasulullah mempunyai sumber income yang sangat banyak. Namun beliau sangat ringan tangan memberi bantuan. “Beliau sangat tidak sabar melihat ada umat yang menderita dan tidak ridha melihat kemiskinan di sekitarnya atau kelaparan di depan matanya.
Itu sebabnya, Rasulullah selalu berinfak dengan kecepatan yang luar biasa, yang digambarkan para sahabatnya sebagai “seperti hembusan angin”. “Beliau menyedekahkan begitu banyak hartanya dan mengambil sedikit saja untuk diri dan keluarganya.
Sementara itu menurut Laode M. Kamaluddin. Ph.D. dalam bukunya “
14 Langkah Bagaimana Rasulullah SAW Membangun Kerajaan Bisnis”, kejujuran dan keterbukaan Rasulullah dalam melakukan transaksi perdagangan merupakan teladan bagi seorang pengusaha generasi selanjutnya. Beliau selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan dengan standar kualitas sesuai dengan permintaan pelanggan sehingga tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh atau bahkan kecewa. Reputasi sebagai pelanggan yang benar-benar jujur telah tertanam dengan baik. Sejak muda, beliau selalu memperlihatkan rasa tanggung jawabnya terhadap setiap transaksi yang dilakukan.
Di dalam buku ini dipaparkan rahasia bisnis Rasulullah, antara lain menjadikan bekerja sebagai ladang menjemput surga; berpikir visioner, kreatif dan siap menghadapi perubahan; pintar mempromosikan diri; menggaji karyawan sebelum kering keringatnya; mengutamakan sinergisme; berbisnis dengan cinta; serta pandai bersyukur dan berucap terima kasih.
Selain memaparkan rahasia bisnis Rasulullah, Laode M. Kamaluddin. Ph.D juga memberi penekanan khusus pada pentingnya menjaga amanah. Sebab kesuksesan Rasulullah tak bisa lepas dari keberhasilannya menjaga kepercayaan (amanah), ini merupakan ciri utama dari aktivitas bisnis yang dilakukan oleh Rasulullah sehingga tidak ada satupun orang yang berinterakasi dengan beliau kecuali mendapatkan kepuasan yang luar biasa. Dan sangat pantas jika beliau mendapatkan gelar Al-Amiin (orang yang dapat dipercaya). Itulah modal terbesar yang tak bisa ditawar-tawar jika kita ingin sukses dalam berbisnis seperti Rasulullah.
Prof. Afzalul Rahman dalam buku Muhammad A Trader, mengungkapkan : “Muhammad did his dealing honestly and fairly and never gave his customers to complain. He always kept his promise and delivered on time the goods of quality mutually agreed between the parties. He always showed a gread sense of responsibility and integrity in dealing with other people. His reputation as an honest and truthful trader was well established while he was still in his early youth”.
(Nabi Muhammad SAW adalah seorang pedagang yang jujur dan adil (fairplay) dalam membuat perjanjian bisnis dan tidak pernah membuat para pelanggannya mengeluh (komplain). Beliau selalu menepati janjinya dan dalam menyerahkan/mengirimkan barang-barang pesanannya selalu tepat waktu dan tetap mengutamakan kualitas barang yang telah dipesan dan disepakati sebelumnya. Dalam berperilaku bisnis Beliau selalu menunjukkan rasa penuh tanggung jawab dan memiliki integritas yang tinggi di mata siapapun. Reputasi beliau sebagai seorang pedagang yang jujur dan adil telah dikenal luas sejak beliau masih muda).
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa Nabi Muhammad adalah seorang pedagang yang jujur dan adil serta dapat dipercaya dalam membuat perjanjian bisnis sehingga beliau sukses dalam usahanya. Bandingkan dengan keadaan saat ini yang ada di sekitar kita, ada sebagian saudara kita yang cenderung menghalalkan segala cara dalam menjual dagangannya. Fenomena penjual daging sapi glonggongan, daging sapi dicampur daging celeng, ayam tiren (ayam mati kemaren), borak, beras dicampur pemutih pakaian, pewarna makanan menggunakan pewarna kain dan masih banyak lagi. Mereka seolah tidak peduli dengan kerugian dan dampak yang akan diterima oleh pembelinya. Semakin membuat kita prihatin mereka berdalih “cari yang haram saja susah apalagi yang halal ?.
Di dunia mayapun seolah tak mau ketinggalan, makin maraknya cyber crime, aksi tipu-tipu, scam, hoax, virus, pencurian data sampai pembobolan rekening dll, membuat kita semakin prihatin. Dari ke semua itu timbul pertanyaan di benak saya : Masih adakah kejujuran dan keadilan serta amanah atau kepercayaan (trust) di sekitar kita?. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amin.
sumber : http://m-alwi.com/bisnis-ala-rasulullah-saw-uang-bukan-modal-utama.html
Ini Adalah Rahasia-rahasia berbisnis Ala Nabi Muhammad SAW :
Cara Berpikir dan BerEtika di dalam Bisnisnya :
Jujur di dalam Bisnisnya, Kejuran adalah syarat fundamental dalam berbisnis yang di lakukkan oleh RasullAllah Muhammad SAW. Beliau pernah melarang para pedagang untuk meletakkan barang Busuk/jelek di dalam dagangannya. dan beliau selalu memberikan barang sesuai dengan seadannya dan terbaik bagi Konsumennya.
Berprinsip pada nilai Illahi, Bisnis yang di lakukkan tidak terlepas dari pengawasan Tuhan. Dan menyadarkan manusia sebagai makluk Illahiyah (berTuhan).
Prinsip kebebasan Individu yang bertanggung Jawab, Bukan bisnis hasil dari Paksaan atau Riba. Yang menjerat kebebasan Individu.
Bertanggung Jawab, Bertanggung Jawab moral kepada Tuhan atas perilaku Bisnisnya maupun Orang lain/Partner Bisnisnya maupun Konsumennya.
Keadilan dan Keseimbangan, Keadilan dan keseimbangan sosial, bukan hanya keuntungan semata tetapi Kemitraan/bantu membantu di dalam bisnisnya (Win-Win-Solution)
Tidak hanya mengejar keuntungan, dan berorientasi untuk menolong orang lain, Atau WIN Win Solution.
Berniat baik di Bisnisnya, berniat baik adalah Aset Paling berharga oleh pelaku Bisnis selain untuk menjadi terbaik tapi bermanfaat bagi orang lain.
Berani mewujudkan Mimpi, RasullAllah dari seorang penggembala Kambing, berniat untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik lagi, menjadi pedagang, lalu Manager hingga beliau mewujudkan cita-citanya menjadi Owner (Pemilik perusahaan) dengan menikahi Siti Khadijah. Beliau adalah Enterprenur Cerdas.
Branding/Menjaga nama baik, RasullAllah selalu menggunakan cara ini sebagai Modal Utama, Track Record sebagai orang Terpercaya (Al Amin), Justru paling di cari dan siapapun ingin bekerja sama dengannya. Sifat inilah yang Sekarang Langka di Jaman ini,Tirulah…
Cara Merintis Bisnis :
Fokus dan Konsentrasi, RasulAllah selalu Fokus terhadap bisnis yang beliau tekuni, Tidak mengerjakan bisnis yang satu ke satunya lagi sebelum beliau menyelesaikannya…
Mempunyai Goal dan rencana yang jelas
Merintis Bisnis Dari NOL, kesuksesan beliau tidak datang dalam satu malam walaupun seorang RasullAllah, tetapi harus dimulai dari langkah-langkah kecil. Dari seorang Karyawan/Salles hingga jadi Owner. Dan semua tanpa ada praktek KKN.
Tidak Mudah Putus Asa, beliau Berkata : Janganlah kamu berdua putus asa dari rizky selama kepalamu masih bergerak. Karena manusia dilahirkan ibunya dalam keadaan merahtidak mempunyai baju, Kemudian Allah SWT memberikan rizky kepadanya (HR.Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya)
Berusaha Menjadi Trend Center
Inovatif, Semua barang yang di Jual Rasul selalu berbeda dari kompetitornya, dengan harga murah tetapi Hight Quality.
Memahami kondisi dan analisa Pasar
Kemampuan merespon strategi Pesaingnya
Belajar menguasai pasar, Dikisahkan Ketika beliau di Mekkah para pedagang dari kaum Quraisy yang ingin menjatuhkan Bisnisnya, dengan menjatuhkan Harga dengan tidak Wajar. Tetapi beliau menerapkan Hukum Suply&Demand, beliau menyiasati dan bersabar. Hingga semua dagangan para Kompetitornya habis semua.
Rasul baru Menjual Dagangannya karena Rasul Percaya kalau jumlah Permintaan (Demand) jauh lebih tinggi dari jumlah Penawaran (Supply) di Kota itu. Tak lama kemudian Rakyat Kota tersebut membeli Barang Dagangan Rasul dengan Harga Normal, ketika rombongan Pedagang itu pulang Mekkah gempar.
Semua pedagang Rugi akibat banting harga kecuali Nabi Muhammad SAW yang untung besar. Itulah kejelian melihat, menganalisis, dan memahami Pasar. Hingga menguasai Pasar yang ada.
· Mampu Memanagement Organisasi secara Efektif
· Bisa menghilangkan Mental Blocking, Atau juga yang di sebut dengan Ketakutan yang Berlebihan dalam menghadapi kegagalan usaha. Rasul selalu bisa mengalahkan diri sendiri dari hal-hal Negatif (mujahadah).
· Mampu menarik dan meyakinkan pemilik Modal untuk ikut serta dalam bisnis yang dilaksanakannya
Cara Menjalankan Bisnisnya :
Bekerja Sama (bersinergi), Beliau bersabda “Keberkahan sesungguhnya berada dalam Jamaah. Dan, tangan Allah sesungguhnya bersama Jamaah”
Kerja Pintar, Kreatif dan Visioner
Menerapkan kesepakatan Win-Win-Solution (Saling menguntungkan, dan tidak ada yang dirugikan)
Bekerja dengan Prioritas
Tidak melakukan Monopoli
Selalu berusaha dan Tawakal
Tepat Waktu
Berani ambil Resiko
Tidak menimbun barang dagangan (ihtikar), Rasul melarang Keras pelaku Bisnis dan menyimpan barang pada massa tertentu, hanya untuk keuntungan semata. Rasul bersabda bahwa pedagang yang mau menjual barang dagangannya dengan spontan akan di beri kemudahan. Tapi penjual yang sering menimbun dagangannya akan mendapat kesusahan (Dalam HR Ibnu Majah dan Thusiy).
Profesional di Bisnis yang Di kelolannya
Selalu Bersyukur di Segala Kondisi
Berusaha dengan Mandiri, Tekun dan Tawakal
Menjaga nilai-nilai harga diri, kehormatan, dan kemuliaan dalam proses interaksi bisnis
Melakukan bisnis berdasarkan Cinta (Passion).
Tidak MenZhalimi (Merugikan Orang lain)
Rajin Bersedekah
Cara memasarkan Produk :
Memasarkan Produk yang Halal dan Suci
Tidak melakukan Sumpah Palsu,
Tidak merpura-pura menawar dengan harga tinggi, Agar orang lain tertarik
Melakukan timbangan dengan benar
Tidak menjelekkan bisnis Orang lain, Beliau bersabda ” Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain” (HR. Muttafaq ‘alaih)
Pintar beriklan/Promosi, Rasul hafal betul dimana ada Bazaar di suatu tempat tertentu. Sehingga makin banyak orang mengenal beliau dan barang dagangannya.
Transparansi (keterbukaan), Beliau bersabda “Tidak dibenarkan seorang Muslimin menjual satu-satu jualannya yang mempunyai aib, sebelum dia menjelaskan aibnya” (HR. Al-Quzuwaini)
Mengutamakan pelanggan (Customer Satisfaction)
Networking (Jejaring) di wilayah lain
Cakap dalam berkomunikasi dan bernegosiasi (tabligh)
Tidak mengambil Untung yang berlebihan
Mengutamakan penawar pertama
Menawar dengan harga yang di inginkan
Melakukan perniagaan sepagi mungkin, RasulAllah mendoakan orang-orang yang pagi-pagi dalam bekerja. “Ya Allah, berkahilah umatku dalam berpagi-paginya mereka” (HR.Shahr Al Ghamidi)
Menjaga Kepercayaan pelanggan
Mewujudkan Win-Win Solution
Barang Niaga harus bermutu, Murah, Bermanfaat, Mutakhir dan Berkualitas
Kemudahan dalam hal transaksi dan pelayanan
Menentukan Harga dengan jelas ketika akad (Deal)
Cara berhubungan dengan Karyawan :
Berbagi perhatian kepada karyawan, Tidak memilih-milih karyawan Istimewa semua sama.
Bermitra Bisnis, Karyawan dan Majikan seperti hubungan kekeluargan yang kental. Bukan seperti Tuan dan Budak.
Memberi gaji yang Cukup kepada Karyawannya
Memberi gaji tepat Waktu kepada Karyawannya, Sebelum keringat karyawan kering
Tidak membebani Karyawan dengan tugas diluar kemampuannya
Karyawan di Wajibkan kerja sungguh-sungguh dengan seluruh kekuatannya
Sering memberikan Bonus-bonus tambahan di luar gaji pokok
Sumber : http://ldiisurabaya.org/kunci-bisnis-menurut-nabi-muhammad-saw/
Strategi marketing yang dilakukan Rasulullah SAW dalam mengembangkan bisnisnya
1. Jadikan “Jujur” Sebagai Brand Bisnis
Berkat kejujuran beliau (dalam segala hal), nabi Muhammad mendapatkan julukan Al-Amin (Yang Dapat Dipercaya). Sikap jujur dalam bisnis ini beliau tunjukkan pada customer maupun pemasok barang dagangannya. Pada masa awal mula berbisnis, nabi mengambil barang dagangannya ke Khadijah, seorang konglomerat kaya raya yang akhirnya menjadi istrinya.
Ketika bekerjasama dengan Khadijah, beliau selalu bersikap jujur. Selain jujur pada Khadijah, beliau juga jujur pada pelanggannya. Hal ini tercermin ketika pelanggan mendatanginya, beliau memasarkan barangnya dengan menjelaskan semua keunggulan dan kekurangan barang tersebut, tanpa mengharapkan keuntungan lebih besar dari hasil penjualannya.
Bagi nabi Muhammad, kejujuran harus dijadikan brand dagang para pebisnis. Apapun jenis bisnisnya, kejujuran harus tetap ditempatkan pada posisi yang utama.
2. Sayangi Pelanggan
Pelanggan atau pembeli adalah raja, demikianlah prinsip dalam bisnis. Menarik satu pelanggan memang sulit tapi mempertahankannya justru lebih sulit. Nabi Muhammad memberikan contoh bahwa keuntungan dalam berbisnis hanyalah sekedar “hadiah” dari upaya kita.
Nabi selalu melayani costumers dengan ikhlas, beliau tidak relah jika pelanggannya tertipu saat membeli barangnya. Pesan yang disampaikan oleh beliau adalah “Cintailah saudaramu seperti mencintai dirimu sendiri”.
Jika pelayanan yang kita berikan kepada pelanggan itu memuaskan maka pelanggan juga akan terus percaya dan akan terus berlangganan dengan produk yang anda tawarkan. Begitu pula sebaliknya.
Letakkan kepuasan pelanggan ditingkat yang lebih tinggi. Kunci dalam marketing adalah promosi atau iklan. Nah, cobalah memenuhi janji seperti apa yang pernah anda iklankan dalam pemasaran anda. Ini justru akan mengangkat kepercayaan pelanggan terhadap bisnis atau usaha anda.
3. Bedakan Jenis Produk Anda
Rasulullah saw juga memberikan contoh untuk memisahkan antara barang yang bagus dan barang yang jelek. Selain itu, beliau juga membedakan harga sesuai kualitas produknya. Bukan menyamakan semua produk tanpa melihat kualitas produknya.
Sumber : http://ismailonline.com/strategi-marketing-bisnis-ala-rasulullah-saw/
Manajemen Bisnis Ala Nabi Muhammad
Kelahiran Nabi Muhammad merupakan peristiwa yang tiada bandingnya dalam sejarah umat manusia, karena kehadirannya telah membuka zaman baru dalam pembangunan peradaban dunia bahkan alam semesta (رحمةللعالمين/rahmatul-lil’alamin 21:107)
Beliau adalah utusan Allah SWT yang terakhir sebagai pembawa kebaikan dan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia. Michael Hart dalam bukunya, menempatkan beliau sebagai orang nomor satu dalam daftar seratus orang yang memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sejarah. Kata Hart, “Muhammad Saw terpilih untuk menempati posisi pertama dalam urutan seratus tokoh dunia yang paling berpengaruh, karena beliau merupakan satu-satunya manusia yang memiliki kesuksesan yang paling hebat di dalam kedua bidang-bidang sekaligus : agama dan bidang duniawi”.
Kesuksesan Nabi Muhammad Saw telah banyak dibahas para ahli sejarah, baik sejarawan Islam maupun sejarawan Barat. Salah satu sisi kesuksesan Nabi Muhammad adalah kiprahnya sebagai seorang padagang (wirausahawan). Namun, sisi kehidupan Nabi Muhammad sebagai pedagang dan pengusaha kurang mendapat perhatian khusus dari kalangan ulama. Kita perlu merekonstruksi sisi tijarah Nabi Muhammad Saw, khususnya manajemen bisnis yang beliau terapkan sehingga mencapai sukses spektakuler di zamannya.
Aktivitas Bisnis Muhammad
Reputasi Nabi Muhammad dalam dunia bisnis dilaporkan antara lain oleh Muhaddits Abdul Razzaq. Ketika mencapai usia dewasa beliau memilih perkerjaan sebagai pedagang/wirausaha. Pada saat belum memiliki modal, beliau menjadi manajer perdagangan para investor (shohibul mal) berdasarkan bagi hasil. Seorang investor besar Makkah, Khadijah, mengangkatnya sebagai manajer ke pusat perdagangan Habshah di Yaman. Kecakapannya sebagai wirausaha telah mendatangkan keuntungan besar baginya dan investornya.Tidak satu pun jenis bisnis yang ia tangani mendapat kerugian. Ia juga empat kali memimpin ekspedisi perdagangan untuk Khadijah ke Syiria, Jorash, dan Bahrain di sebelah timur Semenanjung Arab.
Dalam literatur sejarah disebutkan bahwa di sekitar masa mudanya, Nabi Saw banyak dilukiskan sebagai Al-Amin atau Ash-Shiddiq dan bahkan pernah mengikuti pamannya berdagang ke Syiria pada usia anak-anak, 12 tahun.
Lebih dari dua puluh tahun Nabi Muhammad Saw berkiprah di bidang wirausaha (perdagangan), sehingga beliau dikenal di Yaman, Syiria, Basrah, Iraq, Yordania, dan kota-kota perdagangan di Jazirah Arab. Namun demikian, uraian mendalam tentang pengalaman dan keterampilan dagangnya kurang memperoleh pengamatan selama ini.
Sejak sebelum menjadi mudharib (fund manager) dari harta Khadijah, ia kerap melakukan lawatan bisnis, seperti ke kota Busrah di Syiria dan Yaman. Dalam Sirah Halabiyah dikisahkan, ia sempat melakukan empat lawatan dagang untuk Khadijah, dua ke Habsyah dan dua lagi ke Jorasy, serta ke Yaman bersama Maisarah. Ia juga melakukan beberapa perlawatan ke Bahrain dan Abisinia. Perjalanan dagang ke Syiria adalah perjalanan atas nama Khadijah yang kelima, di samping perjalanannya sendiri- yang keenam-termasuk perjalanan yang dilakukan bersama pamannya ketika Nabi berusia 12 tahun.
Di pertengahan usia 30-an, ia banyak terlibat dalam bidang perdagangan seperti kebanyakan pedagang-pedagang lainnya. Tiga dari perjalanan dagang Nabi setelah menikah, telah dicatat dalam sejarah: pertama, perjalanan dagang ke Yaman, kedua, ke Najd, dan ketiga ke Najran. Diceritakan juga bahwa di samping perjalanan-perjalanan tersebut, Nabi terlibat dalam urusan dagang yang besar, selama musim-musim haji, di festival dagang Ukaz dan Dzul Majaz. Sedangkan musim lain, Nabi sibuk mengurus perdagangan grosir pasar-pasar kota Makkah. Dalam menjalankan bisnisnya Nabi Muhammad jelas menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang jitu dan handal sehingga bisnisnya tetap untung dan tidak pernah merugi.
Implementasi manajemen bisnis
Jauh sebelum Frederick W. Taylor (1856-1915) dan Henry Fayol mengangkat prinsip manajemen sebagai suatu disiplin ilmu, Nabi Muhammad Saw. sudah mengimplementasikan nilai-nilai manajemen dalam kehidupan dan praktek bisnisnya. Ia telah dengan sangat baik mengelola proses, transaksi, dan hubungan bisnis dengan seluruh elemen bisnis serta pihak yang terlihat di dalamnya. Bagaimana gambaran beliau mengelola bisnisnya, Prof. Afzalul Rahman dalam buku Muhammad A Trader, mengungkapkan:
“Muhammad did his dealing honestly and fairly and never gave his customers to complain. He always kept his promise and delivered on time the goods of quality mutually agreed between the parties. He always showed a gread sense of responsibility and integrity in dealing with other people”. Bahkan dia mengatakan: “His reputation as an honest and truthful trader was well established while he was still in his early youth”.
Berdasarkan tulisan Afzalurrahman di atas, dapat diketahui bahwa Nabi Muhammad adalah seorang pedagang yang jujur dan adil dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggannya komplen. Dia sering menjaga janjinya dan menyerahkan barang-barang yang di pesan dengan tepat waktu. Dia senantiasa menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar dan integritas yang tinggi dengan siapapun. Reputasinya sebagai seorang pedagang yang jujur dan benar telah dikenal luas sejak beliau berusia muda.
Dasar-dasar etika dan menejemen bisnis tersebut, telah mendapat legitimasi keagamaan setelah beliau diangkat menjadi Nabi. Prinsip-prinsip etika bisnis yang diwariskan semakin mendapat pembenaran akademis di penghujung abad ke-20 atau awal abad ke-21. Prinsip bisnis modern, seperti tujuan pelanggan dan kepuasan konsumen (costumer satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence), kompetensi, efisiensi, transparansi, persaingan yang sehat dan kompetitif, semuanya telah menjadi gambaran pribadi, dan etika bisnis Muhammad Saw ketika ia masih muda.
Pada zamannya, ia menjadi pelopor perdagangan berdasarkan prinsip kejujuran, transaksi bisnis yang fair, dan sehat. Ia tak segan-segan mensosialisasikannya dalam bentuk edukasi langsung dan statemen yang tegas kepada para pedagang. Pada saat beliau menjadi kepala negara, law enforcement benar-benar ditegakkan kepada para pelaku bisnis nakal. Beliau pula yang memperkenalkan asas “Facta Sur Servanda” yang kita kenal sebagai asas utama dalam hukum perdata dan perjanjian. Di tangan para pihaklah terdapat kekuasaan tertinggi untuk melakukan transaksi, yang dibangun atas dasar saling setuju “Sesungguhnya transaksi jual-beli itu (wajib) didasarkan atas saling setuju (ridla)….” Terhadap tindakan penimbunan barang, beliau dengan tegas menyatakan: “Tidaklah orang yang menimbun barang (ihtikar) itu, kecuali pasti pembuat kesalahan (dosa)!!!”
Sebagai debitor, Nabi Muhammad tidak pernah menunjukkan wanprestasi (default) kepada krediturnya. Ia kerap membayar sebelum jatuh tempo seperti yang ditunjukkannya atas pinjaman 40 dirham dari Abdullah Ibn Abi Rabi’. Bahkan kerap pengembalian yang diberikan lebih besar nilainya dari pokok pinjaman, sebagai penghargaan kepada kreditur. Suatu saat ia pernah meminjam seekor unta yang masih muda, kemudian menyuruh Abu Rafi’ mengembalikannnya dengan seekor unta bagus yang umurnya tujuh tahun. “Berikan padanya unta tersebut, sebab orang yang paling utama adalah orang yang menebus utangnya dengan cara yang paling baik” (HR.Muslim).
Sebagaimana disebut diawal, bahwa penduduk Makkah sendiri memanggilnya dengan sebutan Al-Shiddiq (jujur) dan Al-Amin (terpercaya). Sebutan Al-Amin ini diberikan kepada beliau dalam kapasitasnya sebagai pedagang. Tidak heran jika Khadijah pun menganggapnya sebagai mitra yang dapat dipercaya dan menguntungkan, sehingga ia mengutusnya dalam beberapa perjalanan dagang ke berbagai pasar di Utara dan Selatan dengan modalnya. Ini dilakukan kadang-kadang dengan kontrak biaya (upah), modal perdagangan, dan kontrak bagi hasil.
Dalam dunia manajemen, kata benar digunakan oleh Peter Drucker untuk merumuskan makna efisiensi dan efektivitas. Efisiensi berarti melakukan sesuatu secara benar (do thing right), sedangkan efektivitas adalah melakukan sesuatu yang benar (do the right thing).
Efisiensi ditekankan pada penghematan dalam penggunaan input untuk menghasilkan suatu output tertentu. Upaya ini diwujudkan melalui penerapan konsep dan teori manajemen yang tepat. Sedangkan efektivitas ditekankan pada tingkat pencapaian atas tujuan yang diwujudkan melalui penerapan leadership dan pemilihan strategi yang tepat.
Prinsip efisiensi dan efektivitas ini digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu bisnis. Prinsip ini mendorong para akademisi dan praktisi untuk mencari berbagai cara, teknik dan metoda yang dapat mewujudkan tingkat efisiensi dan efektivitas yang setinggi-tingginya. Semakin efisien dan efektif suatu perusahaan, maka semakin kompetitif perusahaan tersebut. Dengan kata lain, agar sukses dalam menjalankan binis maka sifat shiddiq dapat dijadikan sebagai modal dasar untk menerapkan prinsip efisiensi dan efektivitas.
Demikian sekelumit sisi kehidupan Nabi Muhammad dalam dunia bisnis yang sarat dengan nilia-nilai manajemen, Semoga para pebisnis modern, dapat meneladaninya sehingga mereka bisa sukses dengan pancaran akhlak terpuji dalam bisnis .
sumber : http://tambihun-linafsi.blogspot.com/2011/03/manajemen-bisnis-ala-nabi-muhammad.html#
Lima ciri entrepreneur unggulan sebagai berikut:
1. Berani mengambil resiko. Artinya, berani memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh resiko. Namun, resiko telah diperhitungkan dengan cermat.
2. Menyukai tantangan. Artinya, segala sesuatu dilihat sebagai sebuah tantangan, bukan masalah. Perubahan yang terjadi justru mencuatkan semangat menaklukkan.
3. Punya daya tahan yang tinggi. Artinya, seorang entrepreneur harus banyak akal (bukan akal-akalan) dan tidak mudah putus asa.
4. Punya visi jauh ke depan. Artinya, segala yang dilakukan punya tujuan jangka panjang meski dimulai dengan langkah amat kecil.
5. Selalu berusaha memberikan yang terbaik. Artinya, seorang entrepreneur akan mengarahkan semua potensi yang dimilikinya, termasuk merekrut orang-orang yang berkompeten untuk bersama-sama meraih kesuksesan.
Lima karakter entrepreneur yang dapat kita petakan sebagai MACAN seperti berikut:
· Mulai dari diri sendiri yaitu tekad dan ketetapan hati yang kuat untuk mandiri meskipun orang-orang bertekad menghalangi, mengkhawatirkan-nya, ataupun menyepelekannya. Muhammad saw berkeinginan kuat dapat diajak pamannya berdagang dalam usia kanak-kanak meskipun pamannya sangat mengkhawatirkannya.
· Ambil resiko yaitu berkeyakinan yang kuat untuk menjalankan bisnis meskipun ada risiko rugi, tertipu, ataupun modal kembali dalam jangka waktu lama. Muhammad saw berani mengambil resiko termasuk risiko terbesar adalah menerima amanah dagang dari Khadijah ra.
· Ciptakan impian yaitu segenap kesuksesan yang ingin dicapai dengan tujuan membahagiakan diri sendiri, orang-orang yang dicintai, serta orang banyak. Karena itu, para entrepreneur adalah orang-orang yang kerap mengisi impiannya dengan motivasi. Muhammad saw berkeinginan kuat meringankan beban keluarga pamannya. Setelah menikah, ia mengelola bisnis dengan baik untuk membahagiakan istrinya.
· Aksi nyata yaitu wujud usaha yang biasanya dilakukan dalam wkatu cepat, taktis, dan bersemangat. Para entrepreneur sejati kerap tidak peduli dengan hinaan, cemoohan, bahkan ancaman dari orang lain. Muhammad saw mengunjungi berbagai pasar besar tingkat regional, bahkan internasional dan sukses menghasilkan keuntungan. Ketika hijrah ke Madinah, Muhammad saw mengutus Abdurrahman bin Auf untuk dapat mengendalikan ekonomi pasar yang dikuasai oleh orang-orang Yahudi dengan semena-mena.
· Never give up! Yaitu sikap pantang menyerah sebelum impian tercapai. Ada entrepreneur yang berkali-kali rugi, tetapi tetap tekun menjalani bisnisnya hingga berhasil. Ada entrepreneur yang mengorbankan banyak waktu dan harus berpergian ke tempat-tempat berisiko tinggi tanpa rasa takut sama sekali. Dalam kamus hidup Muhammad saw tidak ada kata menyerah sehingga beliau memperoleh kemenangan demi kemenangan dalam hidupnya.
Prinsip Sukses Model Muhammad SAW
Reputasi
Muhammad saw sejak usia muda telah membangun reputasi sebagai orang yang terpercaya dengan personal brand al-Amin (orang yang terpercaya). Beliau terkenal jujur, menepati janji, dan menghindari konflik. Karena terpercaya, beliau pernah dimintai pendapat oleh para pemuka Quraisy yang sedang berselisih paham tentang siapa yang paling berhak mengangkat Hajar Aswad. Beliau bisa memberikan solusi yang terbaik.
Tumbuh dari bawah
Muhammad saw adalah entrepreneur sejati yang memulai upaya magang (internship) sejak usia 12 tahun pada usaha pamannya. Pada usia 17 tahun, beliau mulai mandiri menjalankan usaha dagang kecil-kecilan dilingkungan kota Makkah. Beliau benar-benar tumbuh dari bawah dengan keadaan yang juga serba kekurangan.
Konsentrasi
Muhammad saw memutuskan karier sebagai pedagang sejak usia 17 tahun karena ingin meringankan beban keluarga pamannya. Beliau berkonsentrasi menjual pakaian dan barang kebutuhan lainnya yang dibeli dipasar, kemudian menjualnya kembali. Dari pengalaman ini, Muhammad saw memiliki skill dan knowledge soal produk dan mutunya. Beliau memberikan added value (nilai tambah) dengan terobosan praktik berjualan yang menyenangkan banyak orang.
Anti kerumunan
Muhammad saw dalam prosesnya bertumbuh sebagai entrepreneur professional, tahu benar bagaimana memenangkan pasar. Beliau melakukan apa yang orang lain tidak lakukan. Cara berdagang yang berorientasi pada konsumen merupakan cara berdagang yang tidak biasa diterapkan oleh bangsa Arab.
Modal hanya pelengkap
Muhammad saw memulai modal dari nol karena awalnya hanya membantu usaha dagang pamannya. Dalam hal beliau memutuskan karier sebagai pedagang, beliau memulai dari modal pas-pasan. Cara berdagangnya menarik simpati banyak orang. Kemudian, datanglah banyak investor, yaitu janda-janda kaya dan anak-anak yatim yang tidak sanggup mengelola sendiri dana mereka. Terjadilah kerjasama dengan sistem bagi hasil (mudharabah). Reputasi Muhammad saw cepat menyebar sehingga akhirnya mengundang pemilik modal besar seperti Khadijah ra untuk bekerja sama.
sumber : http://cara-muhammad.com/perilaku/cara-berdagang-rasulullah-saw/#comment-2142